Minggu, 13 Oktober 2013

Seven Summit

Kamis, 12/09/2013 12:04 WIB
Mengenal Seven Summits Impian Para Pendaki
Afif Farhan - detikTravel

Kathmandu - Seven Summits, adalah sebutan bagi tujuh puncak gunung tertinggi di dunia dan jadi impian setiap para pendaki. Ketinggiannya mulai dari 4.884 hingga yang tertinggi adalah 8.850 mdpl. Yuk, kenal lebih dekat dengan 'tujuh atap dunia' ini!

Setiap para pendaki di dunia, pasti mempunyai impian untuk berdiri di atas salah satu puncak Seven Summits atau malah ketujuhnya sekaligus. Tahukah Anda, salah satu Seven Summit ini berada di Indonesia.

Dari situs 7summits.com, Kamis (12/9/2013), ketujuh puncak tertinggi di dunia itu adalah Puncak Carstenz di Pegunungan Jaya Wijaya Indonesia (4.884 mdpl), Gunung Vinson di Antartika (4.897 mdpl), Gunung Elbrus di Rusia (5.642 mdpl), Gunung Kilimanjaro di Tanzania (5.895 mdpl), Gunung Aconcagua di Argentina (6.962 mdpl), Gunung Denali di Alaska (6.194 mdpl) dan Gunung Everest di perbatasan Nepal dan Tibet (8.848 mdpl).

Seven Summits mewakili tiap beberapa benua yang ada di dunia ini, Asia, Eropa, Amerika, Afrika, dan Benua Antartika. Asia mewakili dua puncak, yaitu Puncak Carstenz dan Gunung Everest sebagai puncak yang paling tinggi di dunia.

Pencetus ide Seven Summits ini adalah Dick Bass, seorang pendaki asal AS. Dia sebelumnya sudah mendata beberapa puncak tertinggi di dunia, tapi kala itu tidak memasukan Puncak Carstenz melainkan menggantinya dengan Gunung Kosciuszko yang punya ketinggian 2.228 mdpl di Australia.

Alasannya, Dick Bass ingin tiap benua mewakili Seven Summit. Dia mengawali pendakian di Gunung Aconcagua pada tahun 1983, hingga mengakhirnya mendaki Gunung Everest di tahun 1985.

Meski begitu, rupanya beberapa pendaki mempunyai pendapat berbeda dengan Dick Bass. Adalah Reinhold Messner, seorang pendaki asal Austria yang mengajukan nama Carstenz untuk mengganti Gunung Kosciuszko. Pendapat tersebut makin dikuatkan oleh pendaki legendaris Patrick Allan Morrow asal Kanada. Mereka berdua pernah mencicipi Seven Summit yang diutarakan Dick Bass, dengan tambahan Puncak Carstenz.

Akhirnya munculah versi Seven Summit ala Bass dan ala Messner. Seiring berjalan waktu, versi Reinhold Messner yang lebih dipilih para pendaki. Mungkin, karena medan Carstenz lebih menantang daripada Gunung Kosciuszko.

Satu kesamaan dari tujuh puncak tertinggi di dunia tersebut adalah masing-masing mempunyai salju abadi. Untuk mendaki ke puncaknya, dibutuhkan keahlian mendaki, panjat tebing, hingga teknik menali. Persiapan pun harus matang, sebab nyawa adalah taruhannya.

Lama pendakian pun bisa memakan waktu puluhan hari. Oleh sebab itu, Anda harus membawa perbekalan dan peralatan gunung lebih banyak dan lebih berat. Ketahanan fisik menjadi yang nomor satu, sebab suhu di tiap puncaknya mampu menembus puluhan derajat Celcius. Contohnya, suhu udara di Puncak Everest dapat mencapai -20 derajat Celcius.

Untuk mendaki ketujuh gunung tersebut, beberapa tur operator dunia menjual paketnya. Seperti American Alpine Institute (AAI), yang sudah menjual paket tur mendaki Seven Summits sejak tahun 1975.

Melalui situs resminya, biaya untuk mendaki tiap Seven Summits adalah US$ 3.460 (Rp 39 juta) untuk Gunung Kilimanjaro, US$ 4.950 (Rp 56 juta) untuk Gunung Elbrus, US$ 4.300 (Rp 48 juta) untuk Gunung Aconcagua, US$ 6.800 (Rp 77 juta) untuk Gunung Denali, US$ 39.500 (Rp 447 juta) untuk Gunung Vinson, US$ 18.500 (Rp 209 juta) untuk Puncak Carstenz di Papua, dan US$ 65 ribu (Rp 736 juta) untuk Gunung Everest.

Hingga kini, sudah banyak para pendaki yang menanjakan kakinya ke tujuh puncak dunia tersebut. Dari Indonesia, hanya baru 8 orang saja yang berhasil, salah satunya Sofyan Arief Fesa. Pria berusia 30 tahun ini membutuhkan waktu 3 tahun (2009-2011) untuk mendaki Seven Summits.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar